Judul :
Teheran dalam Toples, Karena Aku Berjanji Akan Kembali
Penulis : Aminatul Faizah
Penerbit : Diva Press
Terbit : September 2012
Tebal : 487 halaman
Resentator : Amelia Putri
Penulis : Aminatul Faizah
Penerbit : Diva Press
Terbit : September 2012
Tebal : 487 halaman
Resentator : Amelia Putri
Pernahkah
kalian mengalami masa kanak-kanak yang begitu berkesan? Bersahabat dengan
orang-orang tanpa memandang status? Mengalami cinta pertama atau hanya sekedar
cinta monyet? Setiap orang tentu punya cerita dan pengalaman hidup
masing-masing. Begitupun yang dialami
tokoh utama kita dalam novel ini, Leila Ihmi Yusef. Semua kenangan masa
kanak-kanaknya Ia simpan rapi di dalam toples berharganya.
Berawal dari kepindahan keluarga Bapak Yusef
ke Teheran, Iran. Leila sebagai seorang anak yang belum mengecap bangku
sekolahan tentu merasa kesepian di awal kepindahannya, selain karena tempat dan
suasana yang baru juga karena ras mereka yang berbeda dibanding masyarakat
umumnya. Suasana Iran yang sedang dicekam isu politik membuat Hamidah, Ibu dari
Leila merasa cemas untuk beraktifitas di luar rumah.
Suatu hari
datanglah seorang tetangga yang berkunjung guna silaturrahim dengan tetangga
baru. Penampilannya yang kurang terawat dengan membawa seorang anak lelaki yang
usianya tidak terpaut jauh dengan Leila membuat Hamidah tergerak hatinya untuk memperkerjakannya.
Seorang pembantu baru yang kemudian tinggal bersama keluarga Bapak Yusef,
dengan anak lelaki traumatis yang pendiam adalah obat kesepian yang dirasakan
Leila.
Ali, begitu
nama anak lelaki itu. Ia tak pernah sekalipun mengeluarkan suara, seperti
boneka besar bagi Leila. Kemanapun Leila pergi, Ali selalu ikut dan dimana ada
Leila disitupun ada Ali. Dari sanalah tumbuh benih-benih cinta masa kecil. Ali
yang tampan, selalu setia menemani Leila dan selalu membalas pertanyaan Leila
dalam hati kecilnya. Ali kecil bercita-cita menjadi seorang dokter, berbekal
buku yang Ia baca di ruang baca keluarga Leila. Ibu Hamidah tak mempedulikan
status pembantunya, bahkan Ibu Ali sudah Ia anggap sebagai adik sendiri dan Ali
sudah Hamidah anggap seperti anak layaknya Leila dan adiknya, Gazali.
Begitupun
dengan Leila, Ia mau berteman dengan siapa saja. Termasuk seorang gadis kecil
yang ia temui di sekolah, Khafsah begitu akrabnya Ia dipanggil adalah seorang
yang tinggal di daerah kumuh dan sehari-hari berjualan kue keliling.
Persahabatan itu mulai terbina, dengan tambahan anggota tiga orang dari klan
Khan (kasta orang terpandang di Iran). Ada Fariz, Ma’arif dan Djalaludin adalah
tiga orang sepupu yang bertetangga dengan Leila. Awalnya mereka bertiga
menjahati Ali, namun karena keberanian Leila kecil mereka pun menjadi akrab dan
tidak menjahati Ali lagi. Lika-liku persahabatan yang begitu berkesan bagi
Leila di bawah naungan langit Persia membuatnya selalu mengumpulkan mozaik
kenangan itu dalam sebuah toples yang selalu dijaganya.
Tiba saatnya
Leila harus pulang ke kampung halaman Ibunya di Indonesia. Sebuah negara yang
cukup jauh jaraknya dari Teheran, membuat Leila kembali merasa sepi dari
teman-teman kecilnya. Di Indonesia, kisah cinta yang tak pernah dibina kembali
kandas sebelum dimulai. Leila adalah seorang gadis yang sempurna di mata
siapapun. Seperti halnya pandangan Khasan, tetangga Leila yang sempat menaruh
hati pada Leila. Memiliki ayah yang penyayang, Ibu yang pengertian dan adik
yang menggemaskan. Belum prestasinya di sekolah dan hidup dalam kecukupan
materi serta kedermawanan orang tuanya membuat ia begitu disegani di
lingkungannya.
Disajikan
dalam bahasa yang renyah, membuat pembaca merasa nyaman membacanya meski
halamannya tebal dan dibaca terpotong-potong. Dengan alur maju-mundur membuat
pembaca penasaran dengan apa yang akan terjadi pada tokoh utama. Penamaan yang
simple membuat pembaca mudah mengingat tokoh-tokoh dalam cerita.
Novel ini
mengajak kita berkeliling dari Indonesia, Teheran sampai Perancis. Membuat
pembaca serasa berada di tempat yang disajikan dalam novel. Tokoh utama yang
menginspirasi pembaca adalah satu daya tarik sendiri dari novel ini. Setelah
meraih impian menjadi fotografer dan kuliah di Perancis, Leila merasa bahwa
selalu ada ruang kosong di hatinya. Dengan ide yang Ia tuangkan di majalah
tempatnya bekerja, membawa Leila kembali menapaki tanah Persia. Kembali
mengingat bahwa toples yang berisikan segala hal tentang Teheran dibutuhkannya
lagi. Mengisi kembali ruang kosong yang sempat berdebu karena terlupakan begitu
saja.
Bertemu
dengan lima orang sahabat yang Ia rindukan adalah tujuan pentingnya selain
menyelesaikan pekerjaan. Dengan jalan cerita yang tiba-tiba mengejutkan membuat
pembaca merasa ketinggalan cerita. Begitulah, cerita yang berakhir dengan
kesepian tiada ujung bagi tokoh utama sepertinya membuat kesan gantung di ending cerita. Sebuah cerita yang hidup
karena memang jalan seseorang untuk menemukan jodoh tentu mempunyai akhir
masing-masing, baik bertemu di dunia maupun di surga nantinya.
0 komentar:
Posting Komentar