Sungguh, mengambil keputusan itu sangat sulit. Apalagi menyangkut
masa depan.
harus kemana aku jelaskan semua ini?
wallahu'alam.
Aku sekarang sudah setengah perjalanan menuju dunia nyata. Di satu sisi, aku
menikmati masa-masa kuliahku yang semarak dengan beragam aktivitas yang
kujalani. Aku jadi jarang pulang, trik yang ampuh membuat keluargaku jadi
merindukan diri yang penyakitan ini. Disela-sela kesibukanku sebagai
mahs.kura-kura, aku merasa ada ketidakbenaran yang menyelimuti. Ya, aku merasa
disewenang-wenangkan dengan semua hal yang telah aku korbankan demi lancarnya
rencana yang dibuat bersama.
Aku tak berharap disanjung atau
dipuji, aku hanya ingin dihargai. Dengan segala pengorbanan yang kulakukan tak
adakah segurat senyum pun untukku? Ku akui aku belum mahir, aku masih sedang
dalam tahap pematangan soft
skill. Namun itu gampang
kulupakan, karena aku tak mau waktuku tersia-siakan hanya karena ada pihak yang
tak menghargaiku. Perjalanan hidupku pun tak hanya berputar-putar disitu. Aku
punya kaki, kan ku jelajahi belahan bumi lain untuk mewujudkan mimpiku.
Selang beberapa waktu setelah
diadakannya sebuah event besar di kampusku, aku pun jatuh sakit. Memang, aku
capek, aku letih karena tenaga yang tersedia dalam diriku terforsir untuk ujian
dan membagi waktu untuk meluangkan tenaga menuntaskan rencana yang kita buat
bersama selama even tersebut berlangsung. Aku tak pernah memikirkan untuk
sakit, aku hanya kurang istirahat dan banyak pikiran. Tapi tubuhku memang
ringkih, tak boleh terlalu capek apalagi sampai tertekan. Sungguh, sepekan yang
mendebarkan.
Aku kuliah di sebuah fakultas yang bulan Mei 2013 ini baru saja
memasuki tahun jadi yang ke-5 tahun. Di fakultasku ada sebuah program yang
dinamai Credit Learning, yang mana semua mahasiswa boleh
mengikutinya dengan syarat IPK besar sama dengan 3.00. Program ini
sepengetahuanku memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk kuliah di kampus lain
selama satu semester di jurusan yang sama tentunya. Dengan catatan SKS yang
diambil tidak boleh lebih dari 18 SKS.
Berhubungan dengan organisasi, aku dan seorang temanku diamanahkan untuk
mewakili UKM kami dalam sebuah kepanitiaan. Dalam hal ini seperti panitia
gabungan dari berbagai UKM untuk turun tangan langsung menyambut dan
mengarahkan mahasiswa baru untuk mengikuti tradisi ilmiah pengenalan kampus.
Sebagai bendahara dalam kepanitiaan itu, tugasku belum terlihat karena semua
dana masih dipegang oleh universitas.
Baru-baru ini ada tawaran khusus dari pihak kampus untuk
mengadakan KKN tematik yang ditujukan kepada mahasiswa yang mendapat beasiswa
tertentu dengan syarat nilai IPK harus lebih besar dari 3.00. Mendengar adanya
percepatan kelulusan bagi mahasiswa yang menerima beasiswa ini, aku dan
teman-teman senasib mengikuti infonya. Dengan semangat aku sebar info
tersebut, tak disangka jadwal keberangkatan KKN tersebut hanya dua hari setelah
lebaran.
Persoalan tersebut di atas sedang memenuhi pikiranku sekarang. Ada
kesempatan kuliah di luar, namun terhalang finansial. Andai saja pembangunan
ruko milik Bude ku diundur, tentu kepergianku tak akan jadi masalah. Namun itu
mustahil, karena meski bulan Ramadhan, pembangunan ruko tetap berjalan dan
pengeluaran danapun diforsir untuk menyelesaikannya. Belum lagi amanah yang ku emban,
sebagai pengurus di salah satu pers kampus aku bertanggung jawab atas setiap
tulisan yang masuk. Dipilihnya aku sebagai koordinator di sebuah organisasi
sosial fakultas membuat aku harus peka terhadap kejadian seputar mahasiswa
fakultas. Baru-baru ini akupun dapat amanah baru, memastikan semua pengurus BEM
fakultas mempunyai baju kerja dan memiliki ID card juga merupakan amanahku. Sejauh
ini aku masih have fun dengan
semuanya.
Keputusan terdekat yang aku ambil adalah dengan merelakan KKN
tematik dengan iming-iming dapat beasiswa S2 jika bisa tamat kurang dari empat
tahun. Meikhlaskan karena masih banyak hal yang harus aku lakukan setelah
lebaran, mengingat kondisi tubuhku yang penyakitan dengan kondisi cuaca yang
berubah-ubah seandainya aku ikuti kegiatan tersebut karena tiap minggu harus
bolak-balik ke tempat tujuan KKN. Selanjutnya? Wallahu’alam, semoga Allah
memberikan titik terang bagi pikiranku yang sedang dipenuhi dengan tanda tanya
besar.