Antimun
sejenis sayuran yang dalam bahasa Indonesia disebut mentimun. Tak ada kaitan dengan mentimun
sebenarnya, namun hanya sebuah perumpamaan. Sebuah ungkapan yang menyatakan
bahwa keberadaan seseorang di dalam suatu komunitas tak berpengaruh. Ada atau
tidaknya kehadiran seseorang tersebut hanya sebagai pelengkap, tak dianggap
mungkin lebih tepat. Apakah memang benar begitu adanya? Dalam sebuah hadist
telah tercantum jelas bahwa “setiap manusia adalah pemimpin…”. Berarti ungkapan
“antimun bungkuak” dalam bahasa minang ini jelas salah.
Melihat
dan berpedoman kepada hadist tadi,
setiap manusia berarti harus dianggap dong! Karena setiap pemimpin pasti
berpengaruh. Sebuah judge seseorang
kepada seorang yang lain pasti ada pengaruhnya. Ketika seseorang men-judge orang lain dengan kalimat
merendahkan, orang tersebut paling tidak merasa risih. Tergantung pribadi
masing-masing sebenarnya, mau menanggapi dengan ekspresi bagaimanapun tetap
saja lisan yang kurang baik akan merusak hubungan baik.
Apabila
kamu berada dalam situasi seperti itu apa yang akan kamu lakukan? Pertanyaan
tersebut muncul ketika dibutuhkannya sebuah solusi. Nah, untuk menemukan
solusinya kita perlu menjabarkan situasi dan kondisi seperti apa yang
menunjukkan orang tersebut dianggap sebagai “antimun bungkuak”. Sebuah contoh,
misalnya ketika seseorang berbicara di dalam suatu forum dan tidak ada yang memperhatikan.
Contoh lain, ketika memberi masukan atau pendapat, masukannya dibantah dan
tidak diterima secara terang-terangan. Banyak hal dalam suatu forum yang
membuat orang-orang merasa rendah diri, ketika dibully, ketika dianggap lemot atau dicemooh di depan umum. Efeknya
tidak spontan terlihat memang, namun jika sering dilakukan hal tersebut dapat
mempengaruhi kepercayaan diri korban bully
untuk tampil di depan umum.
Banyak
yang bilang, bully-membully sudah membudaya dan susah untuk dihilangkan. Namun
apakah budaya yang kurang baik tersebut akan terus tumbuh dan mengakar di dalam
kehidupan kita? Tak banyak yang peduli dengan “antimun bungkuak”. Semua hal
yang dikerjakannya tidak ada pengaruhnya, hal yang diusahakannya hanya menjadi
tontonan, dan hal yang ia perjuangkan sia-sia belaka. Begitukah cara
mengahargai seorang pemimpin? Cobalah
untuk introspeksi diri masing-masing, karena setiap individu begitu berarti.
Setiap manusia adalah pemimpin dan pasti ada pengaruhnya.
Menjadi
orang terdepan, bukan hanya vocal apalagi hanya omdo. Seringkali orang yang vocal memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. Berbeda dengan orang-orang belakang layar yang seringkali tak dianggap.
Menjadi orang terdepan jika tak bermanfaat apa gunanya? Orang yang bermanfaat
adalah sebaik-baiknya manusia. Paling tidak bersikap baik dan memberi perhatian
lebih kepada orang-orang korban bully yang
mengalami krisis kepercayaan diri.
0 komentar:
Posting Komentar