Rabu, 24 September 2014

Family Is Numero Uno


Saat ada yang tak mengacuhkan, tak menolehkan wajahnya, tak berniat menyapa, mendiamkan, atau menahan diri untuk sekedar tersenyum dan berkata "Hai"
Aku hanya bisa berharap semoga Allah membuka hatimu teman, semoga Allah menunjukkan bahwa sikapmu itu keliru. Tak usahlah membedakan sikap antar sesama teman. 

Aku pun pernah bermimpi seolah-olah Ibu berkata

"Nak, jika mereka mendiamkanmu, tak menganggapmu atau bahkan cenderung menghindarimu. Anggap saja bahwa mereka memang tak mengerti kamu, tak tau bagaimana situasi dan kondisi pikiranmu saat ini, tak tau menau tentang perjalanan hidup yang telah kau lalui, dan tak menerima bahwa kau terlahir dari kelas berbeda."

Ya, sekarang aku mengerti. Mereka yang punya keluarga utuh, tak perlu tambahan energi untuk menutupi kebocoran biaya (sampingan), punya geng disana-sini, selalu up to date about lifestyle dan tak kuatir masalah masa depan yang masih blur. Memang aku bukan seperti mereka.
Maafkan aku -_____-



Bisikan Ibu ternyata benar meski hanya dalam mimpi, mereka memang tak mengerti...
Sekarang, aku tidak seperti dulu lagi. Selalu cemas kalau saja ada yang menghindariku. Sekarang aku tidak seperti dulu lagi. Cenderung menomor-duakan keluarga. Sekarang, terserah merekalah. Menurutku mereka hanya labil, mereka hanya iri aku punya tanggal ulang tahun sama dengan Presiden :D makanya tak ada surprise atau ucapan seperti yang kulakukan terhadap mereka. Ah, lagi-lagi ulang tahun. Peristiwa pahit itu.
Aku juga tidak sudi mengemis meminta persahabatan pada orang yang tak menerimaku apa adanya.
Sekarang aku mengerti, dewasa bukan tergantung umur. Orang dewasa karena tau membutuhkan satu sama lain tak akan mencari masalah dengan siapapun.

Meskipun begitu, jika ada satu yang belagu maka yang perhatian akan tumbuh seribu :P
Aku tak kawatir lagi, sekarang bagiku Family Is Numero Uno.


0 komentar:

Posting Komentar