Pagi yang lembab menyambut kami, para peserta pembekalan
KKN tematik Universitas Andalas di Ulak Karang, Padang. Peserta disambut dengan
sebuah spanduk bertuliskan “Selamat Datang kepada Peserta Pembekalan
Teknis Kakao pada Mahasiswa KKN Tematik Unand untuk Nagari Model Kakao Tahun
2014” yang terpasang di pintu masuk hotel Takana Juo Ulak Karang,
Padang. Pembekalan ini terdiri dari tiga gelombang kegiatan. Gelombang 1 pada
tanggal 25 sampai 27 April 2014, gelombang II diadakan tanggal 9 sampai 11 Mei 2014
dan terakhir gelombang III pada tanggal 16 sampai 18 Mei 2014.
Acara ini terselenggara berkat kerjasama BPKKN
Universitas Andalas dengan Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Kegiatan KKN tematik
untuk nagari model kakao ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2011. Tahun ini ada
8 nagari model kakao, terdiri dari Solok (Supayang), Pesisir Selatan (Pasiah
Palangai), Tanah Datar (Belimbing), Agam (Kamang Hilia), Lima Puluh Kota
(Guguak VIII Koto), Pasaman Barat (Koto Baru), Sawahlunto (Kubang Tangah), dan
Pariaman (Tungkal Utara). Semua peserta berjumlah 200 orang yang mana setiap
nagari terdiri dari 25 orang mahasiswa.
Pada gelombang I peserta pembekalan terdiri dari
tiga daerah nagari model kakao. Tiga daerah ini dibagi menjadi tiga kelas,
yakni kelas A ditempati oleh nagari Supayang, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok.
Kelas B nagari Belimbing, Kec. Rambatan, Kab.Tanah Datar, dan kelas C nagari
Pasiah Palangai, Kec. Ranah Pesisir, Kab. Pesisir Selatan. Jumlah peserta KKN
tematik model kakao ini 60% - 70% berasal dari Fakultas Pertanian dan Fakultas
Teknologi Pertanian, selebihnya berasal dari fakultas lain. Peserta pada
gelombang I ini terdiri dari 75 orang mahasiswa yang diberi fasilitas dan
akomodasi selama tiga hari di hotel Takana Juo, Ulak Karang, Padang.
Peserta diberi pelatihan selama tiga hari
berturut-turut guna memperdalam ilmu dan dapat menyalurkan ilmu tersebut untuk
pengabdian kepada masyarakat selama sebulan penuh pada tanggal 24 Juni sampai
24 Juli 2014 mendatang. Selama tiga hari peserta tidak diperbolehkan
meninggalkan lokasi pembekalan karena pemberian materi sudah terjadwal. Peserta
tidak hanya diberi modal materi berupa teori tapi juga praktek turun ke
lapangan untuk belajar langsung tentang kakao kepada petani professional.
Hari Jumat, tepat pukul 09:00 WIB pembukaan secara
resmi pembekalan KKN tematik untuk nagari model kakao gelombang I dihadiri oleh
ketua BPKKN Unand, kepala bidang sarana dan prasarana Dinas Perkebunan (Disbun)
Sumatera Barat, dan Dosen Pembimbing Lapangan untuk tiga nagari tersebut. Pada
hari pertama setelah pembukaan, peserta langsung dibagi menjadi tiga kelas dan
diberi materi tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan KKN PPM 2014. KKN tahun 2014
ini bertemakan “Pembangunan Karakter
Masyarakat Melalui Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat”. Jenis
kegiatan dan penilaiannya terdiri dari program utama, pendukung, tambahan, dan
khusus. Khusus peserta KKN tematik untuk nagari model kakao sudah memiliki
program tambahan yakni melaksanakan program kerja terkait dengan kakao.
Setelah selesai materi utama dilanjutkan dengan
pemberian materi oleh BPKKN Unand tentang filosofi KKN. Berdasarkan
Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 ayat
2 berisikan : “Perguruan Tinggi wajib menyelenggarakan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat”. Selesai materi wajib pukul 12:00 siang peserta
disajikan makan siang dan materi tentang kakao dilanjutkan sampai malam hari.
“Kakao…Yes! Unand…Djaya! Disbun…Oke!” merupakan
yel-yel yang membuat pembekalan ini semakin meriah. Didampingi pemateri handal
di bidang perkebunan, Yetti Fendri,Amd , Ir.Rusli, dan Co-Host M.Syukur yang
juga dari Disbun, peserta menjadi bersemangat mengikuti pelatihan meskipun
digenjot sampai larut malam. Menurut pemateri petani kakao umumnya hanya
mengenal 3M alias menanam, memanen dan menjual. Dengan diadakannya pelatihan
ini, peserta diharapkan mencapai target yakni menambah pengetahuan masyarakat,
mengasah keterampilan dalam budidaya kakao dan mengubah sikap masyarakat yang
masih kurang peduli terhadap kualitas kakao yang dipanen.
Sabtu, 26 April 2014 semua peserta berangkat dari
Padang menuju Payakumbuh untuk melaksanakan praktek di kebun percontohan. Medan
perjalanan yang lumayan rumit dan cukup jauh tidak membuat peserta kehilangan
semangat mengikuti praktek pembekalan di lapangan. Perkebunan yang kami tuju
merupakan kebun milik kelompok tani Inovasi yang pernah meraih predikat penghargaan
Adhikarya Pangan oleh presiden pada tahun 2012. Kelompok tani Inovasi yang diketuai oleh Edi ini memang melakukan
pemeliharaan yang intensif terhadap tanaman kakao sehingga dapat menghasilkan
buah yang unggul.
Meskipun hujan mengguyur daerah perkebunan, setelah
diberikan materi oleh kelompok tani tersebut semua peserta tetap diajarkan
praktek. Setelah hujan reda peserta diajarkan cara memelihara kakao, seperti
sambung pucuk dan sambung samping. Selain itu juga diajak berkeliling kebun
melihat cara sanitasi bagian tumbuhan yang terbuang, penyakit yang ada pada
kakao dan pengendalian hama pada tanaman kakao yang dilakukan oleh kelompok
tani tersebut. Sore hari setelah selesai berkeliling kebun, semua peserta
kembali ke Padang.
Khusus kelas B, Nagari Balimbing Kec.Rambatan Kab.Tanah
Datar, hari penutupan diawali dengan wejangan hangat oleh Bapak M.Syukur dari
Dinas Perkebunan. “Kita akan turun ke masyarakat yang mayoritas petani, sangat
diperlukan komunikasi yang efektif seperti tidak menggunakan istilah atau
bahasa asing ketika diadakan penyuluhan,” M.Syukur menekankan sekali point ini
agar mahasiswa dapat berinteraksi baik dengan warga yang akan dibimbing.
Kemudian kelas diambil alih oleh Buk Yet, panggilan akrab Yetti Fendri,Amd yang
sudah menjadi pemateri tetap di kelas B. Setelah mendapat wejangan, dilakukan
test pada peserta. Test ini diadakan untuk melihat sejauh mana pemahaman
peserta tentang materi yang disampaikan selama dua hari belakang. Pertemuan
terakhir ditutup dengan sebuah games, peserta yang menang diberi doorprize.
Pertemuan terakhir di kelas yang mengesankan bersama pemateri.
Semua kegiatan berjalan lancar dan peserta merasa
senang dengan fasilitas yg telah disediakan oleh pihak penyelenggara. “Pemerintah
telah menyediakan dana sekitar 60 juta rupiah untuk kegiatan ini, jadi kalau
ingin bikin program kerja yang
berhubungan dengan kakao akan dibiayai oleh dinas perkebunan” Pembekalan ini
diadakan bertujuan untuk menambah ilmu bagi peserta yang akan turun ke
masyarakat nantinya. Awalnya mahasiswa belajar ke petani yang telah ahli,
kemudian ilmu yang diperoleh mahasiswa dapat disalurkan melalui program-program
yang telah direncanakan mahasiswa terhadap petani kakao yang akan dibimbing
untuk memajukan komoditas kakao di daerah penempatan KKN masing-masing.