Banyaknya problema manusia pada zaman sekarang sesungguhnya sudah terjadi juga sejak Rasulullah masih hidup, hanya saja bentuknya yang berbeda. Sejarah manusia dengan peradabannya nyaris merupakan pengulangan. Peran yang dilakukan oleh manusia sekarang merupakan peran yang sama seperti umat terdahulu. Ada yang menentang ajaran Rasul, menjadi musuh Allah. Ada pula yang patuh dan menjalankan perintahNya. Hanya dua jenis itu saja, menjadi manusia yang baik atau buruk.
Dalam buku 1 Jam Bersama Nabi, kita diajak menggambarkan rupa Sang
Rasul. Seolah sedang berdialog dengan kekasih Allah, luar biasa. Bertanya apa
saja dan mengadu segala persoalan hidup zaman sekarang. Ada 30 hadist Rasul
yang diceritakan bersumber dalam satu buku karya Imam An-Nawawi. Terdapat jawaban
segala persoalan yang menjadi pertanyaan penulis.
Bab 1 diawali dengan judul Niat, bahwa ibadah bisa jadi sia-sia
hanya karena salah niat. Jadi, berhati-hatilah dalam berniat karena segala
sesuatu dinilai dari niatnya. Lalu dilanjutkan dengan bab Islam, Iman, dan
Ihsan. Pada bab ini jelas bahwa penulis menorehkan isi hatinya, menyampaikan
kekhawatirannya terhadap dunia Islam dewasa ini. Maraknya arus globalisasi,
modernisasi yang menggurita, dan budaya hedonisme yang tak bisa dihindari.
Membuat penulis mempelajari hadist sahih kumpulan Imam An-Nawawi sebagai jalan
keluar bagi persoalan tersebut.
Mengkaji hadist dengan cara mengajak pembaca berimajinasi bertemu
Nabi Allah. Cerita dengan latar yang sama setiap bab-nya tidak membuat pembaca
bosan untuk terus menamatkan buku ini. Buku dengan tebal 215 ini begitu singkat
tapi padat akan makna. Suasana damai, sejuk, dan tenteram yang digambarkan pada
setiap bab. Cerita yang berlatarkan dunia pesantren, menambah daya tarik buku
ini untuk dinikmati.
Tasirun Sulaiman dengan gaya bahasanya yang cair membuat siapa saja
yang membacanya ketagihan. Persoalan yang disajikan juga berkaitan dengan
peliknya masalah yang dihadapi negeri ini. Cara penulis menyampaikan pesan juga
tidak menggurui. Seolah mengatakan kepada pembaca bahwa mempelajari hadist
tidak serumit yang dibayangkan. Cukup 1 jam setiap hari bisa membuat kita untuk
berlaku arif dan bijak dalam menghadapi persoalan hidup.
Singkatnya isi bab per bab, sepertinya membuat cerita menjadi
gantung. Baru terhanyut dalam alur cerita atau berimajinasi menghadirkan sosok
Baginda Nabi, seringkali pembaca dibangunkan kembali oleh penulis. Agaknya bab
terakhir “Jangan Berlebihan” melekat kuat pada jiwa penulis. Makanya bab yang
ditulis tidak terlalu panjang namun isi dari hadist dapat tersampaikan.
0 komentar:
Posting Komentar