Sabtu, 24 Oktober 2015

Pecahkan Masalah Cukup 1 Jam Bersama Nabi

Banyaknya problema manusia pada zaman sekarang sesungguhnya sudah terjadi juga sejak Rasulullah masih hidup, hanya saja bentuknya yang berbeda. Sejarah manusia dengan peradabannya nyaris merupakan pengulangan. Peran yang dilakukan oleh manusia sekarang merupakan peran yang sama seperti umat terdahulu. Ada yang menentang ajaran Rasul, menjadi musuh Allah. Ada pula yang patuh dan menjalankan perintahNya. Hanya dua jenis itu saja, menjadi manusia yang baik atau buruk.
Dalam buku 1 Jam Bersama Nabi, kita diajak menggambarkan rupa Sang Rasul. Seolah sedang berdialog dengan kekasih Allah, luar biasa. Bertanya apa saja dan mengadu segala persoalan hidup zaman sekarang. Ada 30 hadist Rasul yang diceritakan bersumber dalam satu buku karya Imam An-Nawawi. Terdapat jawaban segala persoalan yang menjadi pertanyaan penulis.
Bab 1 diawali dengan judul Niat, bahwa ibadah bisa jadi sia-sia hanya karena salah niat. Jadi, berhati-hatilah dalam berniat karena segala sesuatu dinilai dari niatnya. Lalu dilanjutkan dengan bab Islam, Iman, dan Ihsan. Pada bab ini jelas bahwa penulis menorehkan isi hatinya, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dunia Islam dewasa ini. Maraknya arus globalisasi, modernisasi yang menggurita, dan budaya hedonisme yang tak bisa dihindari. Membuat penulis mempelajari hadist sahih kumpulan Imam An-Nawawi sebagai jalan keluar bagi persoalan tersebut.
Mengkaji hadist dengan cara mengajak pembaca berimajinasi bertemu Nabi Allah. Cerita dengan latar yang sama setiap bab-nya tidak membuat pembaca bosan untuk terus menamatkan buku ini. Buku dengan tebal 215 ini begitu singkat tapi padat akan makna. Suasana damai, sejuk, dan tenteram yang digambarkan pada setiap bab. Cerita yang berlatarkan dunia pesantren, menambah daya tarik buku ini untuk dinikmati.
Tasirun Sulaiman dengan gaya bahasanya yang cair membuat siapa saja yang membacanya ketagihan. Persoalan yang disajikan juga berkaitan dengan peliknya masalah yang dihadapi negeri ini. Cara penulis menyampaikan pesan juga tidak menggurui. Seolah mengatakan kepada pembaca bahwa mempelajari hadist tidak serumit yang dibayangkan. Cukup 1 jam setiap hari bisa membuat kita untuk berlaku arif dan bijak dalam menghadapi persoalan hidup.
Singkatnya isi bab per bab, sepertinya membuat cerita menjadi gantung. Baru terhanyut dalam alur cerita atau berimajinasi menghadirkan sosok Baginda Nabi, seringkali pembaca dibangunkan kembali oleh penulis. Agaknya bab terakhir “Jangan Berlebihan” melekat kuat pada jiwa penulis. Makanya bab yang ditulis tidak terlalu panjang namun isi dari hadist dapat tersampaikan.


0 komentar:

Posting Komentar