Rabu, 24 Juli 2013

Keputusan ibarat sebuah jalan menuju jalan lain…

Sungguh, mengambil keputusan itu sangat sulit. Apalagi menyangkut masa depan.
harus kemana aku jelaskan semua ini?
wallahu'alam.

Aku sekarang sudah setengah perjalanan menuju dunia nyata. Di satu sisi, aku menikmati masa-masa kuliahku yang semarak dengan beragam aktivitas yang kujalani. Aku jadi jarang pulang, trik yang ampuh membuat keluargaku jadi merindukan diri yang penyakitan ini. Disela-sela kesibukanku sebagai mahs.kura-kura, aku merasa ada ketidakbenaran yang menyelimuti. Ya, aku merasa disewenang-wenangkan dengan semua hal yang telah aku korbankan demi lancarnya rencana yang dibuat bersama. 
Aku tak berharap disanjung atau dipuji, aku hanya ingin dihargai. Dengan segala pengorbanan yang kulakukan tak adakah segurat senyum pun untukku? Ku akui aku belum mahir, aku masih sedang dalam tahap pematangan soft skill. Namun itu gampang kulupakan, karena aku tak mau waktuku tersia-siakan hanya karena ada pihak yang tak menghargaiku. Perjalanan hidupku pun tak hanya berputar-putar disitu. Aku punya kaki, kan ku jelajahi belahan bumi lain untuk mewujudkan mimpiku.
Selang beberapa waktu setelah diadakannya sebuah event besar di kampusku, aku pun jatuh sakit. Memang, aku capek, aku letih karena tenaga yang tersedia dalam diriku terforsir untuk ujian dan membagi waktu untuk meluangkan tenaga menuntaskan rencana yang kita buat bersama selama even tersebut berlangsung. Aku tak pernah memikirkan untuk sakit, aku hanya kurang istirahat dan banyak pikiran. Tapi tubuhku memang ringkih, tak boleh terlalu capek apalagi sampai tertekan. Sungguh, sepekan yang mendebarkan.
Aku kuliah di sebuah fakultas yang bulan Mei 2013 ini baru saja memasuki tahun jadi yang ke-5 tahun. Di fakultasku ada sebuah program yang dinamai Credit Learning, yang mana semua mahasiswa boleh mengikutinya dengan syarat IPK besar sama dengan 3.00. Program ini sepengetahuanku memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk kuliah di kampus lain selama satu semester di jurusan yang sama tentunya. Dengan catatan SKS yang diambil tidak boleh lebih dari 18 SKS.

Berhubungan dengan organisasi, aku dan seorang temanku diamanahkan untuk mewakili UKM kami dalam sebuah kepanitiaan. Dalam hal ini seperti panitia gabungan dari berbagai UKM untuk turun tangan langsung menyambut dan mengarahkan mahasiswa baru untuk mengikuti tradisi ilmiah pengenalan kampus. Sebagai bendahara dalam kepanitiaan itu, tugasku belum terlihat karena semua dana masih dipegang oleh universitas. 
Baru-baru ini ada tawaran khusus dari pihak kampus untuk mengadakan KKN tematik yang ditujukan kepada mahasiswa yang mendapat beasiswa tertentu dengan syarat nilai IPK harus lebih besar dari 3.00. Mendengar adanya percepatan kelulusan bagi mahasiswa yang menerima beasiswa ini, aku dan teman-teman senasib mengikuti infonya. Dengan semangat aku sebar info tersebut, tak disangka jadwal keberangkatan KKN tersebut hanya dua hari setelah lebaran.

Persoalan tersebut di atas sedang memenuhi pikiranku sekarang. Ada kesempatan kuliah di luar, namun terhalang finansial. Andai saja pembangunan ruko milik Bude ku diundur, tentu kepergianku tak akan jadi masalah. Namun itu mustahil, karena meski bulan Ramadhan, pembangunan ruko tetap berjalan dan pengeluaran danapun diforsir untuk menyelesaikannya. Belum lagi amanah yang ku emban, sebagai pengurus di salah satu pers kampus aku bertanggung jawab atas setiap tulisan yang masuk. Dipilihnya aku sebagai koordinator di sebuah organisasi sosial fakultas membuat aku harus peka terhadap kejadian seputar mahasiswa fakultas. Baru-baru ini akupun dapat amanah baru, memastikan semua pengurus BEM fakultas mempunyai baju kerja dan memiliki ID card juga merupakan amanahku. Sejauh ini aku masih have fun dengan semuanya.


Keputusan terdekat yang aku ambil adalah dengan merelakan KKN tematik dengan iming-iming dapat beasiswa S2 jika bisa tamat kurang dari empat tahun. Meikhlaskan karena masih banyak hal yang harus aku lakukan setelah lebaran, mengingat kondisi tubuhku yang penyakitan dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah seandainya aku ikuti kegiatan tersebut karena tiap minggu harus bolak-balik ke tempat tujuan KKN. Selanjutnya? Wallahu’alam, semoga Allah memberikan titik terang bagi pikiranku yang sedang dipenuhi dengan tanda tanya besar. 

0 komentar:

Posting Komentar