PROTEIN
PENDAHULUAN
Protein adalah polipeptida yang
terbentuk secara alami dengan berat molekul lebih besar dari 5000. Dimana
protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar
setelah air.
Kira-kira lebih dari 50% berat kering
sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon
(50-55%), Hidrogen (7%), Oksigen ( 13%), dan Nitrogen ( 16%). Banyak pula protein
yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada
beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Makromolekul ini mempunyai keanekaragaman
sifat-sifat fisika, mulai dari enzim-enzim yang dapat larut dalam air sampai
keratin jaringan rambut dan jaringan tanduk yang tidak dapat larut dalam air,
dan protein mempunyai fungsi biologis yang sangat luas. Struktur dan sifat
protein bergantung pada struktur asam
amino dalam polipeptida. Protein terkonjugasai juga mengandung senyawa lain,
yang terpisah dari asam amino. Senyawa organic yang berikatan kuat dengan enzim
disebut gugus prostetik, bagian proteinnya disebut apoprotein. Glikoprotein dan
proteoglikan mengandung karbohidratyang terikat secara kovalen, sedangkan
lipoprotein mengandung lipid sebagai gugus prostetiknya.
Didalam tubuh, protein mempunyai peranan
yang sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk
struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot, rambut, memberan sel, jantug, hati, ginjal,
dan beberapa organ pentiing lainnya. Kemudian, terdapat pula protein yang
mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa diantaranya adalah
enzim yang berperan sebagai pengatur metabolisme tubuh, dan antibodi untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka
waktu lama dapat mengganggu berbagai proses metabolisme didalam tubuh serta
mengurangi daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit.
Protein dalam tubuh manusia diperoleh
dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan disebut protein hewani,
sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protein
dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,
dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah
menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim
seperti pepsin dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap
oleh usus dan dibawa darah ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan
yang membutuhkan. Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi
oleh karbohidrat dan lemak.
Secara kimiawi, protein merupakan
senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya.
Asam-asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan
antara gugus karboksilat asam amino yang
satu dengan gugus amino dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu
molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida.
Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih asam amino
masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya.
Bebrapa jenis asam amino membangun sel
dan jaringan tubuh yang sangat spesifik, seperti kolagen terletak dalam
jaringan ikat tubuh, mosin dalam jaringan otot, hemoglobin dalam sel darah
merah, sel enzim, dan hormon insulin.
Terdapat
tiga gugus yang penting dalam struktur perotein, yaitu:
·
Gugus basa yaiu amine
·
Gugus asam atau gugus karboksilat
·
Rantai samping
Gugus basa dalam bentuk ionik bermuatan
positif, sedangkan gugus asam bermuatn negatif. AA paling sederhana dan tidak
memiliki rantai samping adalah glisin dan alanin.
I.
TUJUAN
1.
Mengidentifikasi
adanya unsur penyusun protein
2.
Mengetahui
daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
3.
Mengetahui
pengaruh larutan garam alkali dan garam divalent konsentrasi tinggi terhadap
sifat kelarutan protein.
4.
Membuktikan
adanya molekul-molekul peptida dari protein.
5.
Membukyikan
adanya asam amino bebas dalam protein.
6.
Membuktikan
adanya asam amino tirosin, triptofan, dan fenilalanin yang terdapat dalam
protein.
7.
Mengetahui
titik isoelektrik dari protein secara kualitatif
II. ALAT DAN BAHAN
1.
Albumin
telur
2.
Gelatin
3.
Larutan
NaOH 10%
4.
Larutan
Pb-asetat 5%
5.
Larutan
HCl pekat
6.
Kertas
lakmus
7.
Tabung
reaksi
8.
Alat
pemanas
9.
Cawan
porselin
10. Gelas obyek
11. Air suling
12. Larutan HCl 10%
13. Larutan NaOH 40%
14. Alkolhol 96%
15. Kloroform
16. Pipet ukur
17. Larutan (NH)4SO4
jenuh
18. Larutan NaCl 5%
19. Larutan BaCl2 5%
20. Larutan CaCl2 5%
21. Larutan MgSO4 5%
22. Pipet tetes
23. Gelatin 2%
24. Kasein 0.5%
25. Glisin 2%
26. Pereaksi ninhidrin 0,1%
27. Alat penangas
28. Pengatur waktu
29. Larutan HNO3 pekat.
30. Larutan kasein netral
31. Buffer asetat pH =
3,8 ; 4,7 ; 5,0 ; 5,3 ; 5,9
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Uji
susunan elemen protein
a.
Uji
adanya unsure C, H, dan O
1.
1
ml albumin telur dimasukkan ke dalam cawan porselin
2.
Kaca
objek diletakkan di atasnya, kemudian dipanaskan
3.
Perhatikan
adanya pengembunan pada gelas objek, yang menunjukkan adanya hydrogen dan
oksigen
4.
Gelas
objek diambil, lalu bau yang terjadi diamati. Bila tercium bau seperti rambut
terbakar ,berarti mengandung unsur nitrogen.
5.
Bila
terjadi pengarangan,berarti ada atom karbon.
6.
Ulangi
percobaan menggunakan serbuk gelatin.
b.
Uji
adanya atom N
1.
1 ml albumin telur dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2.
1
ml NaOH 10% ditambahkan kemudian dipanaskan
3.
Perhatikan
bau ammonia yang terjadi dan uapnya diuji dengan kertas lakmus merah yang telah
dibasahi akuades.
4.
Terbentuknyabau
ammonia menunjukkan adanya nitrogen
5.
Ulangi
percobaan menggunakan serbuk gelatin.
c.
Uji
adanya atom S
1.
1ml
albumin telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2.
Kemudian
ditambahkan 1ml NaOH 10% lalu dipanaskan
3.
Ditambahkan
4 tetes larutan Pb-asetat 5%
4.
Bila
laritan menghitam, berarti terbrntuknya PbS. Kemudian, ditambahkan 4 tetes HCl
pekat dengan hati-hati
5.
Perhatikan
bau khas belerang daro belerang teroksidasi
6.
Ulangi
percobaan menggunakan serbuk gelatin
B.
Uji
kelarutan protein
1.
Sediakan
5 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi denganair suling HCl 10%,NaOH 40%
dan kloroform sebanyak 1 ml
2.
Kemudian
ditambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung.
3.
Kocok
tabung dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
4.
Ulangi
percobaan menggunakan gelatin
C.
Uji
pengendapan protein dengan garam
1.
Disediakan
5 tabung reaksi, 2 ml larutan albumin telur dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung
2.
Kemudian
ditambahkan ke ddalam tabung 1,2, 3, 4 dan 5 berturut-turut NaCl 5%, BaCl2
5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)SO4
jenuh setetes demi setetes sampai timbul endapan
3.
Selanjutnya
ditambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan
4.
Tabung
dikocok kemuadian amati perubahan yang terjadi
D.
Uji
biuret
1.
Disediakan
4 tabung reaksi yang bersih, kemudian diisi dengan larutan albumin, gelatin,
kasein dan glisin sebanyak 2ml
2.
1
ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2% ditambahkan pada setiap tabung
3.
Campurkan
dengan baik
4.
Amati
perubahan warna yang terjadi
E.
Uji
ninhidrin
1.
Disediakan
4 tabun reaksi yang bersih dan masing-masing diisi dengan larutan albumin,
gelatin, kasein dan tirosin sebanyak 2ml
2.
Ditambahkan
1 ml HNO3 pekat pada setiap tabung. Perhatikan adanya endapan putih
yang terbentuk
3.
Kemudian
dipanaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning
4.
Selanjutnya
didinginkan di bawah air kran, lalu ditambahkan setetes NaOH 10% melalui
dinding tabung hingga terbentuk lapisan
5.
Perhatikan
perubahan warnya yang terjadi. Reaksi positif ditandai dengan pada bidang
pembatas antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga.
F.
Uji
penentuan titik isoelektrik
1.
Lima
tabung reaksi yabg bersih dan kering disiapkan, lalu diisi masing-masing 1 ml
kasein
2.
Pada
setiap tabung ditambahkan 1 ml larutan buffer asetat masing-masing dengan pH
3,8 ; 4,7 ; 5,0 ; 5,3 dan 5,9
3.
Campuran dikocok dengan baik lalu derjat
kekeruhan dicatat setelah 0, 10 dan 30 menit.
4.
Hasilnya diperhatikan yaitu pada tabung
berapa terbentuk endapan maksimal.
5.
Selatjutnya, semua tabung dipanaskan di
atas penangas air.
6.
Hasilnya diamati. Pembantukan endapan
kekeruhan paling cepat atau paling banyak merupakan titik isoelektrik kasein.
IV.
DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Uji Susunan Elementer
Protein
a. Uji
adanya unsur C, H dan O
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
1 ml Albumin telur
dipanaskan
|
Terbentuk
pengembunan, ada bau seperti rambut terbakar, terjadi pengarangan
|
(+)
|
b. Uji
adanya atom N
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
1 ml Albumin telur + 1
ml NaOH 10% lalu dipanaskan
|
Tercium bau aminia
|
(+)
|
c. Uji
adanya atom S
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
1 ml Albumin telur + 1
ml NaOH 10% lalu dipanaskan + 4 tetes Pb asetat 5%
|
Terjadi pengarangan
dan tercium bau khas belerang
|
(+)
|
Table 2. Uji kelarutan protein
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
1 ml Air suling + 2
ml Albumin telur
|
Agak keruh
|
(+)
|
1
ml HCl 10% + 2 ml Albumin telur
|
Agak keruh
|
(+)
|
1
ml NaOH 40% + 2 ml Albumin telur
|
Bening
|
(-)
|
1
ml Alcohol 96% + 2 ml Albumin telur
|
keruh
|
(+)
|
1 ml Kloroform + 2 ml
Albumin telur
|
Keruh sekali
|
(+)
|
Tabel 3. Uji pengendapan protein dan garam
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
NaCl 5% + 2 ml
Albumin telur
|
Larutan berpisah
|
(-)
|
BaCl
5% + 2 ml Albumin telur
|
Larutan keruh dan
mengendap
|
(+)
|
CaCl
5% + 2 ml Albumin telur
|
Larutan bercampur dan
keruh
|
(+)
|
MgSO4
5% + 2 ml Albumin telur
|
Larutan bercampur dan
ada gelembung
|
(+)
|
(NH)4 SO4
+ 2 ml Albumin telur
|
Larutan mengendap
|
(+)
|
Tabel 4. Uji biuret
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
Larutan albumin 2 % +
1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 0,2%
|
Berwrna ungu di
permukaan dan ada endapan
|
(+)
|
Gelatin
2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 0,2%
|
Berwarna ungu dan ada
endapan
|
(+)
|
Kasein
2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 0,2%
|
Berwarna ungu muda
dan ada endapan
|
(+)
|
Glisin
2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 0,2%
|
Berwarna biru muda
|
(+)
|
Tabel 5. Uji ninhidrin
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
Larutan albumin 2 % +
pereaksi ninhidrin 0,1%
|
Berubah menjadi warna
ungu
|
(+)
|
Gelatin 2 % + pereaksi ninhidrin 0,1%
|
Berubah menjadi warna
ungu
|
(+)
|
Kasein
2 % + pereaksi ninhidrin 0,1%
|
Berubah menjadi warna
ungu
|
(+)
|
Pepton
2% + pereaksi ninhidrin 0,1%
|
Tidak berubah warna
|
(-)
|
Tabel 6. Uji xantoprotein
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
Larutan albumin 2 % +
1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
|
Kuning mengental,
terbentuk pembatas
|
(+)
|
Gelatin 2 % + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan
kemudian didinginkan + NaOH 10%
|
Kuning, terbentuk
endapan ada pembatas
|
(+)
|
Kasein
2 % + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
|
Kuning, ada sedikit
endapan dan ada pembatas
|
(+)
|
tirosin
2% + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan
kemudian didinginkan + NaOH 10%
|
Kuning, banyak
endapan dan ada pembatas
|
(-)
|
Tabel 7. Kromatografi kertas asam amino
Perlakuan
|
Hasil uji
|
Ket (+) / (-)
|
|
Dikocok 10 menit
|
Dikocok 30 menit
|
||
1 ml kasein + 1 ml
buffer 3,8
|
Keruh
|
Agak
keruh
|
(-)
|
Setelah dipanaskan
tidak terjadi endapan
|
|||
1 ml kasein + 1 ml
buffer 4,7
|
Keruh
|
Agak keruh
|
(-)
|
Setelah dipanaskan
tidak terjadi endapan
|
|||
1 ml kasein + 1 ml
buffer 5,0
|
Agak keruh
|
Agak keruh
|
(-)
|
Setelah dipanaskan
tidak terjadi endapan
|
|||
1 ml kasein + 1 ml
buffer 5,3
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Setelah dipanaskan
tidak terjadi endapan
|
|||
1 ml kasein + 1 ml
buffer 5,9
|
Agak keruh
|
bening
|
(-)
|
Setelah dipanaskan
tidak terjadi endapan
|
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
a.
Uji
susunan elementer protein
Pada percobaan ini albumin telur dipanaskan di atas kaca
objek sehingga terbentuk pengembunan yang menunjukkan adanya unsur hidrogen dan
oksigen. Dan kemudian juga terjadi pengarangan yang menunjukkan adanya atom
karbon dalam albumin telur.
b.
Uji
adanya atom N
Pada percobaan ini albunin telur yang ditambahkan dengan
NaOH 10% dipanaskan lalu diamati bau yang ditimbulkan dari pemanasan tersebut.
Dari hasil yang di dapat, bau yang tercium adalah bau amonia yang menunjukkan
adanya nitrogen.
c.
Uji
adanya atom S
Albumin telur yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan dengan NaOH 10% lalu dipanaskan sehingga larutan menjadi
hitam, berarti larutan membembetuk PbS. Kemudian ditambahkan 4 tetes HCl pekat, dari pengamatan yang kami
dapatkan yaitu tercium bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
d.
Uji
kelarutan protein
Pada percobaan ini masing-masing larutan uji yaitu air
suling, NaOH 40%, alkohol 96%, HCl 10% dan kloroform dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan dengan 2 ml albumin telur lalu dikoco
kami mendapatkan hasil yang berbeda-beda, karena bahan
penguji yang gunakan juga berbeda. Hasil yang kami teliti pun juga berbeda
dengan literatur, seharusnya yang kami teliti adalah bercampur atau tidaknya
larutan uji dengan albumin telur, namun yang teliti adalah derajat
kekeruhannya, jadi kami tidak dapat memastikan apakah larutan uji larut dalam
albumin telur atau tidak.
e.
Uji
pengendapan protein dengan garam
Pada percobaan yang kami lakukan mendapatkan hasil yang
berbeda, ada yang mengendap dan ada yang tidak. Kecepatan pengendapan protein
oleh garam yang terjadi dipengaruhi tingkat konsentrasi larutan uji yaitu
semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat garam mengendapkan protein. Larutan uji yang mengalami pengendapan yaitu BaCl2
dan (NH4)SO4. Sedangkan larutan uji lain seperti NaCl,
ada bidang pembatas, MgSO4 yang larutannya bercampur dan ada sedikit
gelembung, CaCl2 yang larutannya bercampur dan keruh.
f.
Uji
biuret
Pada percobaan uji biuret ini, hasil yang kami dapatkan
berbeda. Albumin yang dicampurkan dengan beberapa larutan menghasilkan larutan
yang berwarna ungu pada bagian atas dan ada endapan. Gelatin dan kasein
larutannya menjadi menjadi warna ungu dan ada endapan. Sedangkan glisin
larutannya menjadi warna biru muda. Pereaksi biuret dalam suasa
basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun
protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu, berarti albumin, gelatin
termasuk dalam polipeptida atau ikatan-ikatan peptide.
g. Uji
ninhidrin
Pada percobaan
kali ini kita membukyikan adanya asam amino bebas dalam protein. Hasil yang
kami dapatkan bebeda dengan yang ada pada literatur. Pada literatur dikatakan
bahwa peptide yang mengandung asam amino bebas bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk senyawa
komplek berwarna biru. Sedangkan hasil yang kami dapatkan tidak ada satupun
yang berwarna ungu albumin, gelatin dan kasein larutannya menjadi warna ungu
dan pepton tetap tidak berwarna. Hasil yang kami dapatkan mengalami kesalahan
mungkin dikarenakan kurang sterinya kami dalam menggunakan alat untuk pengujian
dan mungkin juga kurangnya ketelitian kami dalam melakukan percobaan.
h. Uji
xantoprotein
Hasil yang kami
dapatkan dari percobaan ini yaitu terbentuknya endapan putih setelah
dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian setelah dipanaskan terbentuk endapan kuning dan ada bidang batas
tapi disini tidak terjadi perubahan warna menjadi jingga.
i.
Uji penentuan titik iso elektrik
Kasein yang di
uji dengan buffer yang mempunyai pH yang berbeda mengahsilkan titik kekeruhan
yang berbeda dan ada pula yang menjadi bening saat diamati 10 menit dan 30
menit setelah pencampuran. Dalam percobaan ini kami tidak dapat memastikan
larutan mana tingkat kekeruhannya yang paling tinggi karena ada beberapa
larutan yang memiliki tingkat kekeruhan yang sama jika dilihat dengan mata.
VI.
KESIMPULAN
Dari hasil yang telah kita
dapatkan. Dapat kita simpulkan bahwa
1. Dalam
albumin telur terdapat unsure karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan belerang.
2. Semakin
tinggi persentase larutan garam yang diberikan kepada protein maka semakin
cepat pula garam tersebut mengendapkan protein tersebut.
3. Pereaksi
biuret dalam suasa basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
4. Titik
isoelektrik protein berbeda-beda tegantung dengan pH buffer yang digunakan dan
lama waktu yang dibutuhkan larutan menjadi keruh.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Gizi
dan Kesehatan Msyarakat.2011.Gizi dan Kesehatan
Masyarakat.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuchel Philip,
ph.D dan Gregory B. Ralston.2006. Biokimia.
Alih bahasa: Amalia Safitri. Erlangga. Jakarta.
Lehninger . 1982 .Dasar-Dasar Biokimia.Gramedia:Jakarta
Page, D.S, 1981.
Prinsi-prinsip Biokimia. Alih Bahasa: R. Soendoro.Erlangga. Jakarta.
Yazid Estien dan
Lisda Nursanti.2006.Penuntun Praktikum
Biokimia Untuk Universitas.Andi Offest.Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar