Kamis, 11 April 2013

LaporanAkhir Praktikum Protein



PROTEIN

PENDAHULUAN
Protein adalah polipeptida yang terbentuk secara alami dengan berat molekul lebih besar dari 5000. Dimana protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik  kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), Hidrogen (7%), Oksigen ( 13%), dan Nitrogen ( 16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Makromolekul ini mempunyai keanekaragaman sifat-sifat fisika, mulai dari enzim-enzim yang dapat larut dalam air sampai keratin jaringan rambut dan jaringan tanduk yang tidak dapat larut dalam air, dan protein mempunyai fungsi biologis yang sangat luas. Struktur dan sifat protein bergantung pada struktur  asam amino dalam polipeptida. Protein terkonjugasai juga mengandung senyawa lain, yang terpisah dari asam amino. Senyawa organic yang berikatan kuat dengan enzim disebut gugus prostetik, bagian proteinnya disebut apoprotein. Glikoprotein dan proteoglikan mengandung karbohidratyang terikat secara kovalen, sedangkan lipoprotein mengandung lipid sebagai gugus prostetiknya.
Didalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot,  rambut, memberan sel, jantug, hati, ginjal, dan beberapa organ pentiing lainnya. Kemudian, terdapat pula protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa diantaranya adalah enzim yang berperan sebagai pengatur metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka waktu lama dapat mengganggu berbagai proses metabolisme didalam tubuh serta mengurangi daya tahan  tubuh terhadap serangan penyakit.
Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan dibawa darah ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dapat pula digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksilat  asam amino yang satu dengan gugus amino dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya.
Bebrapa jenis asam amino membangun sel dan jaringan tubuh yang sangat spesifik, seperti kolagen terletak dalam jaringan ikat tubuh, mosin dalam jaringan otot, hemoglobin dalam sel darah merah, sel enzim, dan hormon insulin.
Terdapat tiga gugus yang penting dalam struktur perotein, yaitu:
·         Gugus basa yaiu amine
·         Gugus asam atau gugus karboksilat
·         Rantai samping
Gugus basa dalam bentuk ionik bermuatan positif, sedangkan gugus asam bermuatn negatif. AA paling sederhana dan tidak memiliki rantai samping adalah glisin dan alanin.

I.         TUJUAN
1.      Mengidentifikasi adanya unsur penyusun protein
2.      Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
3.      Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalent konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
4.      Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
5.      Membukyikan adanya asam amino bebas dalam protein.
6.      Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, dan fenilalanin yang terdapat dalam protein.
7.      Mengetahui titik isoelektrik dari protein secara kualitatif

II.      ALAT DAN BAHAN


1.      Albumin telur
2.      Gelatin
3.      Larutan NaOH 10%
4.      Larutan Pb-asetat 5%
5.      Larutan HCl pekat
6.      Kertas lakmus
7.      Tabung reaksi
8.      Alat pemanas
9.      Cawan porselin
10.  Gelas obyek
11.  Air suling
12.  Larutan HCl 10%
13.  Larutan NaOH 40%
14.  Alkolhol 96%
15.  Kloroform
16.  Pipet ukur
17.  Larutan (NH)4SO4 jenuh
18.  Larutan NaCl 5%
19.  Larutan BaCl2 5%
20.  Larutan CaCl2 5%
21.  Larutan MgSO4 5%
22.  Pipet tetes
23.  Gelatin 2%
24.  Kasein 0.5%
25.  Glisin 2%
26.  Pereaksi ninhidrin 0,1%
27.  Alat penangas
28.  Pengatur waktu
29.  Larutan HNO3 pekat.
30.  Larutan kasein netral
31.  Buffer  asetat pH = 3,8 ; 4,7 ; 5,0 ; 5,3 ; 5,9






III.   PROSEDUR PERCOBAAN
A.    Uji susunan elemen protein
a.       Uji adanya unsure C, H, dan O
1.      1 ml albumin telur dimasukkan ke dalam cawan porselin
2.      Kaca objek diletakkan di atasnya, kemudian dipanaskan
3.      Perhatikan adanya pengembunan pada gelas objek, yang menunjukkan adanya hydrogen dan oksigen
4.      Gelas objek diambil, lalu bau yang terjadi diamati. Bila tercium bau seperti rambut terbakar ,berarti mengandung unsur nitrogen.
5.      Bila terjadi pengarangan,berarti ada atom karbon.
6.      Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.

b.      Uji adanya atom N
1.      1  ml albumin telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2.      1 ml NaOH 10% ditambahkan kemudian dipanaskan
3.      Perhatikan bau ammonia yang terjadi dan uapnya diuji dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi akuades.
4.      Terbentuknyabau ammonia menunjukkan adanya nitrogen
5.      Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.

c.       Uji adanya atom S
1.      1ml albumin telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2.      Kemudian ditambahkan 1ml NaOH 10% lalu dipanaskan
3.      Ditambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%
4.      Bila laritan menghitam, berarti terbrntuknya PbS. Kemudian, ditambahkan 4 tetes HCl pekat dengan hati-hati
5.      Perhatikan bau khas belerang daro belerang teroksidasi
6.      Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin

B.     Uji kelarutan protein
1.      Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi denganair suling HCl 10%,NaOH 40% dan kloroform sebanyak 1 ml
2.      Kemudian ditambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung.
3.      Kocok tabung dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
4.      Ulangi percobaan menggunakan gelatin

C.     Uji pengendapan protein dengan garam
1.      Disediakan 5 tabung reaksi, 2 ml larutan albumin telur dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
2.      Kemudian ditambahkan ke ddalam tabung 1,2, 3, 4 dan 5 berturut-turut NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)SO jenuh setetes demi setetes sampai timbul endapan
3.      Selanjutnya ditambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan
4.      Tabung dikocok kemuadian amati perubahan yang terjadi

D.    Uji biuret
1.      Disediakan 4 tabung reaksi yang bersih, kemudian diisi dengan larutan albumin, gelatin, kasein dan glisin sebanyak 2ml
2.      1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2% ditambahkan pada setiap tabung
3.      Campurkan dengan baik
4.      Amati perubahan warna yang terjadi

E.     Uji ninhidrin
1.      Disediakan 4 tabun reaksi yang bersih dan masing-masing diisi dengan larutan albumin, gelatin, kasein dan tirosin sebanyak 2ml
2.      Ditambahkan 1 ml HNO3 pekat pada setiap tabung. Perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk
3.      Kemudian dipanaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning
4.      Selanjutnya didinginkan di bawah air kran, lalu ditambahkan setetes NaOH 10% melalui dinding tabung hingga terbentuk lapisan
5.      Perhatikan perubahan warnya yang terjadi. Reaksi positif ditandai dengan pada bidang pembatas antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga.

F.      Uji penentuan titik isoelektrik
1.      Lima tabung reaksi yabg bersih dan kering disiapkan, lalu diisi masing-masing 1 ml kasein
2.      Pada setiap tabung ditambahkan 1 ml larutan buffer asetat masing-masing dengan pH 3,8 ; 4,7 ; 5,0 ; 5,3 dan 5,9
3.      Campuran dikocok dengan baik lalu derjat kekeruhan dicatat setelah 0, 10 dan 30 menit.
4.      Hasilnya diperhatikan yaitu pada tabung berapa terbentuk endapan maksimal.
5.      Selatjutnya, semua tabung dipanaskan di atas penangas air.
6.      Hasilnya diamati. Pembantukan endapan kekeruhan paling cepat atau paling banyak merupakan titik isoelektrik kasein.

IV.    DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Uji Susunan Elementer Protein
a.       Uji adanya unsur C, H dan O

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
1 ml Albumin telur dipanaskan
Terbentuk pengembunan, ada bau seperti rambut terbakar, terjadi pengarangan
(+)

b.      Uji adanya atom N

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
1 ml Albumin telur + 1 ml NaOH 10% lalu dipanaskan
Tercium bau aminia
(+)

c.       Uji adanya atom S

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
1 ml Albumin telur + 1 ml NaOH 10% lalu dipanaskan + 4 tetes Pb asetat 5%
Terjadi pengarangan dan tercium bau khas belerang

(+)

Table 2. Uji kelarutan protein

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
1 ml Air suling + 2 ml Albumin telur
Agak keruh
(+)
1 ml HCl 10% + 2 ml Albumin telur
Agak keruh
(+)
1 ml NaOH 40% + 2 ml Albumin telur
Bening
(-)
1 ml Alcohol 96% + 2 ml Albumin telur
keruh
(+)
1 ml Kloroform + 2 ml Albumin telur
Keruh sekali
(+)

Tabel 3. Uji pengendapan protein dan garam

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
NaCl 5% + 2 ml Albumin telur
Larutan berpisah
(-)
BaCl 5% + 2 ml Albumin telur
Larutan keruh dan mengendap
(+)
CaCl 5% + 2 ml Albumin telur
Larutan bercampur dan keruh
(+)
MgSO4 5% + 2 ml Albumin telur
Larutan bercampur dan ada gelembung
(+)
(NH)4 SO4 + 2 ml Albumin telur
Larutan mengendap
(+)

Tabel 4. Uji biuret

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
Larutan albumin 2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4  0,2%
Berwrna ungu di permukaan dan ada endapan
(+)
Gelatin 2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4  0,2%
Berwarna ungu dan ada endapan
(+)
Kasein 2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4  0,2%
Berwarna ungu muda dan ada endapan
(+)
Glisin 2 % + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4  0,2%
Berwarna biru muda
(+)

Tabel 5. Uji ninhidrin

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
Larutan albumin 2 % + pereaksi ninhidrin 0,1%
Berubah menjadi warna ungu
(+)
Gelatin  2 % + pereaksi ninhidrin 0,1%
Berubah menjadi warna ungu
(+)
Kasein 2 % + pereaksi ninhidrin 0,1%
Berubah menjadi warna ungu
(+)
Pepton 2%  + pereaksi ninhidrin 0,1%
Tidak berubah warna
(-)




Tabel 6. Uji xantoprotein

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
Larutan albumin 2 % + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
Kuning mengental, terbentuk  pembatas
(+)
Gelatin  2 % + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
Kuning, terbentuk endapan ada pembatas
(+)
Kasein 2 % + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
Kuning, ada sedikit endapan dan ada pembatas
(+)
tirosin 2%  + 1 ml HNO3 lalu dipanaskan kemudian didinginkan + NaOH 10%
Kuning, banyak endapan dan ada pembatas
(-)

Tabel 7. Kromatografi kertas asam amino

Perlakuan
Hasil uji
Ket (+) / (-)
Dikocok 10 menit
Dikocok 30 menit
1 ml kasein + 1 ml buffer 3,8
 Keruh
Agak keruh
(-)
Setelah dipanaskan tidak terjadi endapan
1 ml kasein + 1 ml buffer 4,7
Keruh
Agak keruh
(-)
Setelah dipanaskan tidak terjadi endapan
1 ml kasein + 1 ml buffer 5,0
Agak keruh
Agak keruh
(-)
Setelah dipanaskan tidak terjadi endapan
1 ml kasein + 1 ml buffer 5,3
Bening
Bening
(-)
Setelah dipanaskan tidak terjadi endapan
1 ml kasein + 1 ml buffer 5,9
Agak keruh
bening
­(-)
Setelah dipanaskan tidak terjadi endapan


V.      HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Uji susunan elementer protein
Pada percobaan ini albumin telur dipanaskan di atas kaca objek sehingga terbentuk pengembunan yang menunjukkan adanya unsur hidrogen dan oksigen. Dan kemudian juga terjadi pengarangan yang menunjukkan adanya atom karbon dalam albumin telur.
b.      Uji adanya atom N
Pada percobaan ini albunin telur yang ditambahkan dengan NaOH 10% dipanaskan lalu diamati bau yang ditimbulkan dari pemanasan tersebut. Dari hasil yang di dapat, bau yang tercium adalah bau amonia yang menunjukkan adanya nitrogen.
c.       Uji adanya atom S
Albumin telur yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan NaOH 10% lalu dipanaskan sehingga larutan menjadi hitam, berarti larutan membembetuk PbS. Kemudian ditambahkan 4 tetes HCl pekat, dari pengamatan yang kami dapatkan yaitu tercium bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
d.      Uji kelarutan protein
Pada percobaan ini masing-masing larutan uji yaitu air suling, NaOH 40%, alkohol 96%, HCl 10% dan kloroform dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 2 ml albumin telur lalu dikoco kami mendapatkan hasil yang berbeda-beda, karena bahan penguji yang gunakan juga berbeda. Hasil yang kami teliti pun juga berbeda dengan literatur, seharusnya yang kami teliti adalah bercampur atau tidaknya larutan uji dengan albumin telur, namun yang teliti adalah derajat kekeruhannya, jadi kami tidak dapat memastikan apakah larutan uji larut dalam albumin telur atau tidak.
e.       Uji pengendapan protein dengan garam
Pada percobaan yang kami lakukan mendapatkan hasil yang berbeda, ada yang mengendap dan ada yang tidak. Kecepatan pengendapan protein oleh garam yang terjadi dipengaruhi tingkat konsentrasi larutan uji yaitu semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat garam mengendapkan protein. Larutan uji yang mengalami pengendapan yaitu BaCl2 dan (NH4)SO4. Sedangkan larutan uji lain seperti NaCl, ada bidang pembatas, MgSO4 yang larutannya bercampur dan ada sedikit gelembung, CaCl2 yang larutannya bercampur dan keruh.
f.       Uji biuret
Pada percobaan uji biuret ini, hasil yang kami dapatkan berbeda. Albumin yang dicampurkan dengan beberapa larutan menghasilkan larutan yang berwarna ungu pada bagian atas dan ada endapan. Gelatin dan kasein larutannya menjadi menjadi warna ungu dan ada endapan. Sedangkan glisin larutannya menjadi warna biru muda. Pereaksi biuret dalam suasa basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu, berarti albumin, gelatin termasuk dalam polipeptida atau ikatan-ikatan peptide.
g.      Uji ninhidrin
Pada percobaan kali ini kita membukyikan adanya asam amino bebas dalam protein. Hasil yang kami dapatkan bebeda dengan yang ada pada literatur. Pada literatur dikatakan bahwa peptide yang mengandung asam amino bebas bereaksi  dengan ninhidrin akan membentuk senyawa komplek berwarna biru. Sedangkan hasil yang kami dapatkan tidak ada satupun yang berwarna ungu albumin, gelatin dan kasein larutannya menjadi warna ungu dan pepton tetap tidak berwarna. Hasil yang kami dapatkan mengalami kesalahan mungkin dikarenakan kurang sterinya kami dalam menggunakan alat untuk pengujian dan mungkin juga kurangnya ketelitian kami dalam melakukan percobaan.
h.      Uji xantoprotein
Hasil yang kami dapatkan dari percobaan ini yaitu terbentuknya endapan putih setelah dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian setelah dipanaskan  terbentuk endapan kuning dan ada bidang batas tapi disini tidak terjadi perubahan warna menjadi jingga.
i.        Uji penentuan titik iso elektrik
Kasein yang di uji dengan buffer yang mempunyai pH yang berbeda mengahsilkan titik kekeruhan yang berbeda dan ada pula yang menjadi bening saat diamati 10 menit dan 30 menit setelah pencampuran. Dalam percobaan ini kami tidak dapat memastikan larutan mana tingkat kekeruhannya yang paling tinggi karena ada beberapa larutan yang memiliki tingkat kekeruhan yang sama jika dilihat dengan mata.

VI.        KESIMPULAN
Dari hasil yang telah kita dapatkan. Dapat kita simpulkan bahwa
1.      Dalam albumin telur terdapat unsure karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan belerang.
2.      Semakin tinggi persentase larutan garam yang diberikan kepada protein maka semakin cepat pula garam tersebut mengendapkan protein tersebut.
3.      Pereaksi biuret dalam suasa basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
4.      Titik isoelektrik protein berbeda-beda tegantung dengan pH buffer yang digunakan dan lama waktu yang dibutuhkan larutan menjadi keruh.





DAFTAR PUSTAKA

Departemen Gizi dan Kesehatan Msyarakat.2011.Gizi dan Kesehatan Masyarakat.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuchel Philip, ph.D dan Gregory B. Ralston.2006. Biokimia. Alih bahasa: Amalia Safitri. Erlangga. Jakarta.
Lehninger . 1982 .Dasar-Dasar Biokimia.Gramedia:Jakarta
Page, D.S, 1981. Prinsi-prinsip Biokimia. Alih Bahasa: R. Soendoro.Erlangga. Jakarta.
Yazid Estien dan Lisda Nursanti.2006.Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Universitas.Andi Offest.Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar